Senin, 17 April 2017

ENGINE OPERATION

Engine Operation



Jenis Mesin Pesawat Terbang
Aircraft Engine Types : Turboprop , Turbojet , Turbofan , Turboshaft , Ramjet .
Pesawat bisa terbang karena ada gaya dorong dari mesin penggerak (Engine) yang menyebabkan pesawat memiliki kecepatan, dan kecepatan inilah yang di terima sayap pesawat berbentuk aerofoil sehingga pesawat dapat terangkat / terbang. Pemilihan engine didasarkan pada besar kecilnya ukuran pesawat terbang. Adapun jenis-jenis mesin ( Engine ) pesawat terbang adalah sebagai berikut:
1 . TURBOPROP ENGINE
Pada awal perkembangan engine, umumnya pesawat komersial menggunakan sistem penggerak turbo propeller atau yang biasa disebut dengan turboprop. Jenis turbo prop memiliki system tidak jauh berbeda dengan turbo jet, akan tetapi energy ( thrust ) dihasilkan oleh putaran propeller sebesar 85 %, dimana putaran propeller ini digerakkan oleh turbin yang menerima expansi energy dari hasil pembakaran, sisanya 15 % menjadi exhaust jet thrust (hot gas)
Hasil gambar untuk TURBOPROP ENGINE
Turboprop engine lebih efisien dari pada turbojet, dirancang untuk terbang dengan kecepatan di bawah sekitar 800 km / h (500 mph). Contoh mesin turboprop yang populer antara lain mesin Roll-Royce Dart yang dipakai pada pesawat British Aerospace , Fokker 27 dll

2. TURBOJET ENGINE
Pengembangan mesin penggerak pesawat (Engine) mengalami kemajuan sangat pesat dengan dikembangkannya mesin jenis turbojet , di mana propeller yang berfungsi untuk menghisap udara dan menghasilkan gaya dorong digantikan dengan kompresor bertekanan tinggi yang tertutup casing, mesin menyatu dengan ruang bakar dan turbin engine. Dari gambar di bawah terlihat bagian-bagian dari mesin turbo jet, yang terdiri dari air inlet (saluran udara), sirip compressor rotor dan stator, saluran bahan bakar (Fuel inlet), ruang pembakaran (combuster chamber), turbin dan saluran gas buang (exhaust). Tenaga gaya dorong ( Thrust ) 100 % di hasilkan oleh exhaust jet thrust.
Hasil gambar untuk TURBOJET ENGINE
Mesin turbojet adalah mesin jet yang paling sederhana, biasanya dipakai untuk pesawat-pesawat berkecepatan tinggi. Contoh dari mesin ini adalah mesin Roll-Royce Olypus 593 yang digunakan untuk pesawat Concorde. Jenis lain adalah mesin Marine Olympus yang memiliki kekuatan 28.000 hp (daya kuda atau setara dengan 21 MW) yang digunakan untuk menggerakkan kapal perang modern dengan bobot mati 20.000 ton dengan operasi berkecepatan tinggi.

3. TURBOFAN ENGINE
Turbo Fan adalah jenis engine yang termodern sa’at ini yang menggabungkan tekhnologi Turbo Prop dan Turbo Jet. Mesin ini sebenarnya adalah sebuah mesin by-pass dimana sebagian dari udara dipadatkan dan disalurkan ke ruang pembakaran, sementara sisanya dengan kepadatan rendah disalurkan sekeliling bagian luar ruang pembakaran ( by-pass ). Sekaligus udara tersebut berfungsi untuk mendinginkan engine. Tenaga gaya dorong ( Thrust ) terbesar dihasilkan oleh FAN ( baling-baling/blade paling depan yang berukuran panjang ), menghasilkan thrust sebesar 80 % (secondary airflow), dan sisanya 20 % menjadi exhaust jet thrust (hot gas). Sepintas mesin turbo fan ini mirip turbo prop, namun baling-baling depan dari turbo fan memiliki ruang penutup ( Casing / Fan case ).

Mesin / engine yang menggunakan type ini contohnya adalah mesin RB211 yang digunakan pada pesawat Boeing B 747 dan GE CF6-80C2 yang digunakan pada pesawat DC 10 serta P&W JT 9D SERIES . Mesin lain yang menggunakan jenis mesin turbofan adalah Roll-Royce Tay pada pesawat Fokker F-100 (yang dijuluki mesin fanjet), mesin Adour Mk871 yang digunakan pada pesawat tempur type Hawk Mk 100/200 pesawat tempur Jaguar dan Mitshubishi F-1 yang digunakan AU Jepang.
Kemudian mesin high by-pass turbofan ini diterapkan juga pada mesin CFM56-5C2 yang dipakai oleh pesawat AIRBUS A340 dan mesin CFM56-3 yang dipakai pada Boeing B-737 serie 300, 400 dan 500 yang merupakan produk bersama antara GE dengan SNECMA dari Perancis.
Pada pesawat militer, mesin turbofan yang diterapkan antara lain pada mesin TF39-1C yang dipakai pada pesawat angkut raksasa C-5GALAXI, kemudian GE F110 yang dipakai pada F-16.

4. RAMJET ENGINE
Ramjet merupakan suatu jenis mesin (engine) dimana apabila campuran bahan bakar dan udara yang dipercikkan api akan terjadi suatu ledakan, dan apabila ledakan tersebut terjadi secara kontinyu maka akan menghasilkan suatu dorongan (Thrust). Mesin Ramjet terbagi atas empat bagian, yaitu: saluran masuk (nosel divergen) bagian untuk aliran udara masuk, ruang campuran merupakan ruang campuran antara udara dan bahan bakar supaya bercampur secara sempurna, combustor merupakan ruang pembakaran yang dilengkapi dengan membran,yang mana berfungsi untuk mencegah tekanan balik, saluran keluar (nosel konvergen) yang berfungsi untuk memfokuskan aliran thrust, menahan panas dan meningkatkan suhu pada combustor. 
Technology ram jet ini umumnya dikembangkan pada roket / pesawat ulang alik. Pesawat tanpa awak X-43A ini memanfaatkan mesin scramjet yang di masa mendatang akan dipakai juga pada pesawat ulang alik. Adapun keistimewaan dari x-434 ini adalah digunakannya mesin scramjet (supersonic combustible ramjet). Scramjet menggunakan teknologi baru yang membakar hidrogen bersama dengan oksigen yang diambil dari udara. Oksigen tersebut dihisap dan dipancarkan lagi dengan kecepatan sangat tinggi.

5. TURBOSHAFT ENGINE
Mesin Turboshaft sebenarnya adalah mesin turboprop tanpa baling-baling. Power turbin-nya dihubungkan langsung dengan REDUCTION GEARBOX atau ke sebuah shaft (sumbu) sehingga tenaganya diukur dalam shaft
horsepower (shp) atau kilowatt (kW).

Jenis mesin ini umumnya digunakan untuk menggerakkan helikopter , yakni menggerakan rotor utama maupun rotor ekor (tail rotor) selain itu juga digunakan dalam sektor industri dan maritim termasuk untuk pembangkit listrik, stasiun pompa gas dan minyak, hovercraft , dan kapal .

ENGINE CONTROL

ENGINE CONTROL

Yang dimaksud dengan powerplant atau engine adalah tenaga penggerak pesawat dan atau penyuplai system kelistrikan, dan derbagai perlengkapan pendukung yang ada di pesawat misalnya airconditioning system (AC), heating system, dll.
Untuk menjalankan fungsi tersebut, engine pesawat perasi pada temperature, power, pressure (tekanan), dan speed yang ekstrem. Untuk itu engine harus handal dan aman dioperasikan dalam kondisi-kondisi tersebut.
• Lightweight, kenapa harus ringan?? Karena berat engine akan menambah berat kosong pesawat (empty weight) yang artinya akan mengurangi payload pesawat.
• Small and easily streamlined, yang berarti bahwa enharus memenuhi kriteria : • Reliable (handal), karena engine pesawat harus bisa berogine yang dibutuhkan adalah engine yang kecil namun memiliki power yang besar dan juga bentuk yang streamline.
Kenapa demikian??
Karena semakin besar permukaan engine maka juga akan menghasilkan drag yang besar, mengurangi power yang dihasilkan dan tentunya berdampak pada pemborosan fuel. Maka dari itu engine dipasangi cowling da nacelle sebagai cover engine yang mengurangi drag.
• Repairable, dalam hal ini engine harus dapat diperbaiki/mudah diperbaiki.
• Fuel efficient, efisiensi tentunya hal yang cukup penting dimana pesawat harus mampu menempuh jarak (range) yang sejauh mungkin dengan fuel consumtion yang rendah.
• Mampu untuk dioperasikan pada ketinggian terbang pesawat.

Engine pesawat umumnya di bagi ke dalam 2 kategori, yaitu :
1. Piston engine, pada umumnya piston engine selalu menggunakan propeller.
Gambar terkait

2. Turbo engine, terdiri dari : air intake, compressor, combustion chamber, turbine dan exhaust nozzle.

Adapun turbojet engine di bedakan menjadi :
• Turbofan, digunakan umumnya pada pesawat transport sipil atau pesawat subsonic.

• Turboprop, seperti halnya piston engine, turboprop menggunakan setingan propeller.
• Turboshaft, digunakan pada helikopter.



• Turbojet, engine ini digunakan untuk pesawat supersonic pada pesawat tempur militer.


TAIL GROUP
Tail group atau empennage pada pesawat meliputi seluruh bagian ekor pesawat baik permukaan yang fixed (tetap) dan bergerak / dapat digerakan (controable). Yang termasuk permukaan tetap yaitu horizontal stabilizer dan vertical stabilizer, sedangkan bagian yang bergerak antara lain elevator, rudder dan trim tabs.
Untuk jelasnya mari kita lihat gambar berikut :

Empennage berfungsi untuk memberikan kestabilan pada pesawat dan mengendalikan dinamika terbang dari pesawat, dengan gerakan pitch dan yaw.
• Vertical stabilizer, yaitu bagian ekor yang tegak dan tetap, dimana terdapat rudder dan trim tabs.
• Rudder, yaitu bagian yang bisa bergerak/berdefleksi yang letaknya pada vertical stabilizer. Rudder digunakan untuk mengendalikan arah terbang pesawat dalam sumbu vertical dengan gerakan yaw.
• Horizontal stabilizer, yaitu bagian ekor yang mendatar dan tetap, dimana terdapat elevator dan trim tabs.
• Elevator, yaitu bidang kemudi yang terdapat pada horizontal stabilizer. Elevator bergerak bersamaan untuk mengendalikan pergerakan pitch/naik turun nya hidung pesawat dalam sumbu lateral.
• Trim tabs, yaitu suatu bidang kecil yang terdapat pada control surface yang berfungsi untuk menyeimbangkan dan mengurangi tekanan pada kemudi.
Struktur dari tail sendiri dapat kita lihat seperti gambar berikut :

BODY GROUP
Body group merupakan keseluruhan bagian badan pesawat dalam hal ini fuselage dan struktur penyusunnya.
Fuselage atau badan pesawat yang di dalamnya termasuk cockpit, passangers cabin, cargo compartment, accessories dan equipment compartment adalah bagian utama dari pesawat yang menyangga beban crew, passangers dan cargo juga engine (pada pesawat single engine yang diletakan di nose).
Untuk itu fuselage harus kuat, handal, aerodinamis dan mempunyai berat yang seringan mungkin. Kenapa demikian??
Hal itu karena fuselage adalah bagian terbesar dari pesawat, yang menerima beban dan menyerap gaya yang terjadi baik akibat gesekan dengan udara maupun gravitasi dan juga gaya-gaya lain yang bekerja akibat pergerakan pesawat itu sendiri.
Fuselage suatu pesawat terdiri dari structural members, yaitu struktur penyusun pesawat yang berupa frame, bulkhead, former, stringer,dll.
MONOCOQUE TYPE

Umumnya kontsruksi monocoque hanya terdiri dari former (pembentuk) dan bulkhead (penahan) yang dilapisi oleh skin. Konstruksi ini memungkinkan terjadinya konsentrasi gaya yang sangat besar pada skin. Dalam hal ini skin harus dapat menyerap semua gaya yang terjadi pada pesawat. Hal ini memungkinkan skin akan cepat mengalami deformasi akibat gaya-gaya tersebut.
Oleh karena itu pesawat-pesawat saat ini menggunakan komntruksi semi-monocoque.
SEMI MONOCOQUE

Seperti halnya konstruksi monocoque, hanya saja pada konstruksi semi-monocoque diberi tambahan stringer. Stringer yaitu berupa element penghubung antar former/frame dan bulkhead yang memanjang searah longitudinal.
Dengan konstruksi ini, load/beban dan gaya-gaya yang diterima oleh skin dapat didistribusikan ke semua element dengan perantaraan stringer. Jadi skin tidak lagi menerima gaya yang berlebihan karena sebagian akan di netralisir oleh semua element pada pesawat.


WING GROUP
wing merupakan bagian terpenting dari suatu pesawat, karena wing menghasilkan lift (gaya angkat) ketika bergerak terhadap aliran udara karena bentuknya yang airfoil.
Selain sebagai penghasil gaya angkat, pada kebanyakan pesawat saat ini juga sebagai fuel tank (tempat bahan bakar) dan tempat bergantungnya engine.
Sebelum mempelajari wing dan apa saja yang terdapat pada wing, mari kita pahami dulu dalam bentuk gambar :
• Leaading edge; merupakan bagian depan dari wing yang pertama terkena aliran udara. Pada pesawat-pesawat besar umumnya di leading edge juga terdapat leading edge flap.
• Trailing edge; merupakan bagian belakang dari wing, dimana terdapat aileron, aileron tab, dan flap.
• Wing root; merupakan bagian wing yang melekat pada fuselage.
• Wing tip; merupakan bagian wing yang paling jauh dengan fuselage atau bagian paling ujung dari wing. Pada wing tip biasanya terdapat tambahan berupa winglet atau wing tip tank pada jenis pesawat tertentu.
Pada pesawat-pesawat kecil wing umumnya hanya dilengkapi dengan aileron, spoiler dan flap. Hal itu dinilai cukup karena beban kerja pilot dan mekanismenya pun tidak terlalu berat.
Namun lain halnya dengan pesawat besar, tanpa adanya bidang-bidang kendali tambahan akan menjadikan pesawat uncontrollable atau sulit sekali bahkan mungkin mustahil untuk dikendalikan.

Nah..ini dia gambarnya :
control surface :
1. Winglet, merupakan bidang tambahan pada pesawat-pesawat tertentu untuk mengurangi terjadinya turbulensi pada wingtip.

2. Low-speed aileron, sebagai kemudi gerak bank dan roll dalam kondisi gerakan pesawat yang lambat atau dalam kondisi terbang dimana hanya dibutuhkan sedikit bank.
3. High-speed aileron, aileron ini digunakan dalam kondisi dimana memerlukan respon gerak yang cepat dari aileron terhadap pergerakan bank pesawat.

4. Flap track fairing, adalah batang/fairing yang dipasang untuk jalan atau track dari flap agar ketika flap itu dikeluarkan maka akan mengikuti tracknya.

5. Kruger flaps, yaitu flap yang tereletak pada leading edge, yang fungsinya sebagai penambah luas sayap dan memperbesar lift namun juga sekaligus memperbesar drag.

6. Slats, merupakan flap yang terletak di leading adge dengan fungsi yang sama.

7. Three slotted inner flap, flap yang letaknya mendekati wing root.

8. Three slotted outer flap, flap yang letaknya mendekati wing tip.

9. Spoilers, fungsinya ialah untuk merusak lift, dalam artian digunakan biasanya pada saat setelah landing untuk mengurangi lift.

10. Spoilers-air brakes, yaitu spoiler yang berfungsi mengurangi lift dan memperbesar drag sehingga pesawat seperti di rem karena gerak pesawat tertahan oleh drag yang dihasilkan

Kom

ENGINE FUEL SYSTEM

FUEL SISTEM DAN KOMPONEN NYA

 Sistem Ini Adalah Sistem Yang Berperan Untuk Mentransfer Bahan Bakar Dari Tank Menuju Engine Guna Pembakaran Agar Engine Dapat Bekerja Dengan Baik Dan Dapat Menghasilkan Performa Yang Diingikan.Dalam Sistem Ini Juga Menggunakan Komponen-Komponen Pendukung Guna Memberikan  Kemudahan Serta Keamanan Sistem Ini Untuk Melakukan Kerjanya,Sehinnga Proses Pembakaran Dalam Engine Tercapai.Komponen-Komponen Tersebut Adalah.

1.1  
Fuel Tank

Komponen Ini Memiliki Fungsi Untuk Menampung Bahan Bakar,Dalam Pesawat Umumnya Terdapat 3 Fuel Tank Yaitu 2 Main Tank (Terdapat Di Wings),Center Tank (Terdapat Pada Bagian Fuselage Pesawat),Adapun Tambahan-Tambahan Lainya Seperti Auxialary Tank,Surge Tank Dan Drop Tank Yang Seperti Pada Pesawat Hercules,Untuk Setiap Pesawat Memiliki Variasi-Variasi Yang Berbeda Baik Dalam Nama Letak Serta Maksud Tujuanya.



1.2  
Transfer Pump


     
                                                                                                                                                                                            
Komponen Ini Berfungsi Sebagai Pentransfer Fuel Dari Tank Yang Satu Ke Tank Yang Lain Khususnya Dari Main Tank Ke Center Tank Untuk Pesawat Yang Memiliki Sayap Lower Wings Dan Engine Tidak Berada Di Wings,Agar Kestabilan Terjaga Maka Pump Ini Akan Mentransfer Fuel Dari Main Tank Ke Center Tank Agar Kondisi Main Tank Tetap Stabil Dengan Jumlah Fuel Yang Ditransfer Sama.Pump Ini Digerakan Menggunakan Elektrikal Motor Dengan Kapasitas 24-28 Volt DC.




1.3  
Booster Pump
Seperti Halnya Dengan Transfer Pump,Booster Pump Juga Memilik Fungsi Serupa Akan Tetapi Booster Pump Berfungsi Mentransfer Fuel Dengan Kapasitas 20 Psi Dari Tank Menuju Fuel Pump.Booster Pump Biasanya Berupa Impeller Dimana Agar Mendapatkan Volume Yang Lebih Besar Dari Pada Tekanan.



       1.4  
Fuel Pump

Pump Type Ini Terletak Di Engine Yang Terhubung Oleh Accesory Gear Box Karena Digerakan Oleh Engine Biasanya Disebut Dengan Fuel Engine Driven Pump (EDP),Yang Man Memiliki Daya Tekan Kurang Lebih 1000 Psi.Pump Ini Lah Yang Menghasilkan Fuel Yang Bertekanan Agar Fuel Saat Berada Di Combustion Chamber Berupa Kabut Sehingga Lebih Mudah Untuk Dilakukan Pembakaran.Pump Ini Sendiri Memiliki Jenis Yang Bermacam-Macam Antara Lain Gear Pum,Gear Rotor Pump Dan Piston.Dari Ketiga Tersebut Yang Paling Sering Digunakan Adalah Type Piston Karena Memiliki Daya Tekan Yang Paling Besar,Dari Type Piston Ini Sendiri Memiliki 2 Type Yaitu Constant Volume Pump Dan Variable Volume Pump.Keduanya Memiliki Perbedaan,Namun Pada Akhir-Akhir Ini Lebih Banyak Digunakan Type Variable Volume Pump Karena Apabila Terjadi Kelebihan Tekanan Angle Dari Plate Penyangga Piston Akan Berubah Untuk Menyesuaikan Besar Tekana Secara Otomatis Sehinnga Dalam Sistem Tidak Diperlukan Lagi Pressure Regulator Atau Unloading Valve.



1.5  
Fuel Shut Off Valve
Valve Ini Berfungsi Sebagai Pemutus Dan Penghubung Aliran Bahan Bakar Fuel Yang Akan Masuk Ke Sistem.Biasanya Digerakan Menggunakan Motor Listrik Berkapasitas 24-28 Volt DC.Apabila Ada Kerusakan Dalam Sistem Elektriknya Maka Dapat Dibuka Secara Manual,Tetapi Tidak Boleh Ditutup Manual Karena Akan Merusak Dari Sistem Mekaniknya.


1.6   Cross feed valve

Valve  Ini Berfungsi Sebagai Pentransfer Fuel Apabila Dalam Suatu Kondisi Jumlah Quantity Dalam Setiap Tank Tidak Seimbang Ataupun Dalam Suatu Tank Terjadi Kegagalan Sistem Dalam Distribusi Fuel Sehingga Bisa Disuplay Dari Tank Yang Lainnya Melalui Cross Feed Valve.


1.7      Fuel Control Unit (FCU)
                    Komponen Memiliki Fungsi Sebagai Pengatur Besarnya Fuelyang Akan Masuk Kedalam Combustion Chamber Yang Besarnya Disesuaikan Dengan Besar Udara Yang Masuk Yang Mana Biasanya Perbandingan Antara Fuel Dan Udara Adalah 1 : 14,7 ,Dalam Pangaturan Besarnya Udara Yang Masuk FCU Terhubung Dengan Variable Stator Vane Ataupun Dengan Inlet Guide Vane Sehingga Besarnya Fuel Yang Masuk Sesuai Dengan Udara Yang Masuk.Semakin Berkembangya Zaman  FCU Berkebang Semakin Canggih Terbukti Bahwa Sistem FCU Sekarang Banyak Ditompang Dengan Sistem Computerisasi Walaupun Dengan Nama Yang Berbeda Sesuai Dengan Fabrikasinya Seperti MEC (Main Engine Control) Yang Dipakai Pada Boeing Classic,EEC (Electronic Engine Control) Yang Dipakai Pada Boeing 737 NG Dan Airbus,Tidak Hanya Itu Sistem Tersebut Juga Didukung Dengan Sistem FADEC (Full Authority Display Electronic Control),Sehinnga Bagaimana Performa Engine Dapat Terkontrol Dengan Baik.



1.8     Fuel Nozzle




                  Pada Bagian Ini Adalah Bagian Yang Berfungsi Sebagai Saluran Terakhir Yang Berada Pada Ruang Pembakaran Yang Bertugas Dalam Pengkabutan Fuel,Semakin Bagus Pengkabutan Maka Semakin Sempurna Pembakaran.Ada Dua Type Fuel Nozzle Yaitu Atomizing Dan Vapourizing Dan Apabila Dilihat Dari Bentuknya Terbagi Lagi Menjadi 2 Yaitu Simplex Dan Duplex,Dua Type Ini Dipakai Sesuai Dengan Kebutuhan Yang Diinginkan.


1.9      Fuel line
                  Merupakan pipa-pipa yang disambung dengan fitting-fitting dan Bee Nut yang menjadi satu kesatuan sehingga penyaluran fuel dapat didistribusikan dengan baik dan effisien.

1.10    Check Valve
  merupakan suatu komponen yang berfungsi menyearahkan atau penyearah aliran fuel pada system agar aliran fuel tidak terbagi atau keluar dari jalur pipa dari system yang diinginkan. 

omentar

ENGINE APU

ENGINE APU (Auxiliary Power Unit)

Kalau anda perhatikan beberapa pesawat besar, anda akan menemukan di ujung ekor pesawat ada sebuah lubang seperti knalpot kendaraan bermotor yang kadang terlihat mengeluarkan sedikit asap atau mengeluarkan udara panas yang terlihat dari pantulan cahaya yang melewati udara panas tersebut.
Lubang tersebut adalah lubang gas buang dari perangkat yang bernama APU. APU ini sebenarnya adalah sebuah mesin turbin yang lebih kecil dari mesin pesawat yang menggunakannya.
Hasil gambar untuk engine apu  

Apa gunanya APU?

Pada saat mesin dimatikan, pesawat masih perlu pasokan listrik untuk instrumen serta alat kelistrikan lainnya dan juga udara bertekanan (pneumatik) yang disebut bleed air untuk menjalankan penyejuk udara (AC) yang disebut Air Conditioning Pack. APU inilah yang menggantikan mesin untuk menyediakan listrik dan tenaga pneumatik.
Tenaga pneumatik yang dihasilkan oleh APU juga digunakan untuk menyalakan mesin pesawat. Caranya dengan meniupkan udara bertekanan ke mesin turbin pesawat sehingga turbinnya berputar dan setelah putarannya mencukupi, bahan bakar akan dimasukkan ke dalam ruang bakar dan dibakar oleh igniter/pemantik. Hasil pembakaran akan memutar turbin sampai turbin berputar sendiri.
Pada pesawat tertentu seperti Boeing 787, APU hanya memasok tenaga listrik karena pendinginan udara kabin dilakukan oleh perangkat pengatur suhu dengan tenaga listrik saja tanpa tenaga pneumatik, begitu pula engine start yang menggunakan tenaga listrik untuk memutar turbin.

Kapan APU dipakai?

APU dipakai pada saat semua mesin dalam keadaan mati. Normalnya APU dinyalakan pada saat pesawat disiapkan untuk terbang oleh teknisi ataupun oleh penerbangnya. APU akan dimatikan pada waktu mesin pesawat sudah menyala.
APU akan dinyalakan kembali setelah pesawat mendarat dan sebelum mesin dimatikan agar kelistrikan dan AC pack di pesawat tetap bisa digunakan. Untuk turn-around atau transit, APU biasanya dibiarkan menyala kecuali di bandar udara yang mengharuskan pemakaian external power dan external AC di tempat parkir pesawat.
Pada waktu terbang APU juga bisa dinyalakan untuk menggantikan generator yang rusak. Pesawat komersial bermesin ganda biasanya memiliki satu generator dan satu bleed air/AC pack di masing-masing mesinnya. Jika salah satu generator tidak berfungsi maka APU generator bisa dipakai sebagai penggantinya.
APU juga bisa dipakai sebagai sumber pneumatik (bleed air) untuk AC pack yang mengatur tekanan udara dan suhu di kabin jika bleed air dari mesin pesawat tidak berfungsi.
Pemakaian APU untuk AC Pack pada waktu tinggal landas/take off dapat menambah tenaga mesin karena bleed air dari mesin tidak digunakan, sehingga tenaga mesin yang tadinya dipakai untuk bleed air akan menjadi maksimum untuk tenaga dorong saja. Jadi di landasan yang terbatas, pemakaian APU dapat menambah kinerja mesin untuk lepas landas. 
Umumnya APU tidak dipakai pada waktu terbang kecuali pada kondisi tertentu. Contohnya pada waktu salah satu generator listrik di salah satu mesin tidak berfungsi maka APU dinyalakan untuk menjadi cadangan listrik yang tersedia selama terbang.

Batasan pemakaian APU

Kemampuan APU tidak sama dengan mesin pesawat. Tidak semua APU bisa di-start di ketinggian maksimum yang bisa dicapai oleh pesawat tersebut. Misalnya ada pesawat yang bisa terbang sampai 37000 kaki tapi APUnya hanya bisa di-start pada ketinggian 25000 kaki, meskipun ada juga APU yang sanggup di-start pada ketinggian maksimum pesawat tersebut. Contohnya APU untuk pesawat Airbus A330 sanggup di-start pada ketinggian yang sama dengan ketinggian maksimum pesawat yaitu 41500 kaki.
Kemampuan APU untuk memasok listrik dan bleed air juga tidak sebesar kemampuan mesin pesawat. Karena itu setelah dinyalakan pada waktu terbang ada batasan pemakaian bleed air, misalnya ada APU yang bleed air dan kelistrikannya hanya bisa dipakai bersamaan sampai 22500 kaki. Di atas ketinggian tersebut, hanya kelistrikannya yang bisa dipakai.

Engine APU mode

Menempatkan APU di pesawat selain mempunyai keuntungan juga menyebabkan berat pesawat menjadi bertambah. Berat ini cukup merugikan jika APU dipasang pada pesawat yang kapasitas muatnya tidak besar. Pada beberapa pesawat seperti ATR, mesin pesawat berfungsi sebagai APU pada waktu pesawat berada di darat. Pada APU mode atau di pesawat ATR disebut sebagai Hotel Mode, mesin tetap menyala tapi putaran propeller/baling-baling diberhentikan oleh propeller brake sehingga tidak membahayakan orang yang bekerja di sekitarnya dan tidak membuat pesawat bergerak.

Bagaimana kalau APU rusak pada saat pesawat sedang berada di darat?

Jika tidak ada APU maka pesawat memerlukan tenaga dari generator di luar pesawat yang disebut GPU (Ground Power Unit) yang menyediakan listrik untuk kebutuhan pesawat.
Untuk pendinginan di kabin, ada mobile AC unit yang berupa truk dengan mesin AC yang besar.
Selain GPU dan mobile AC unit, ada juga air starter unit. Alat ini seringkali dikenal dengan nama GTC. Alat ini berfungsi sebagai sumber pneumatik baik untuk AC pack atau untuk start engine.